Senin, 29 April 2013

Inflasi


BAB I
      Pendahuluan
Saat ini kita sering kali mendengar kata inflasi. Akan tetapi kita sudah mengetahui apa inflasi itu. Kebanyakan dari kita tidak mengetahuinya. Padahal sangat penting bagi ita untuk mengetahui inflasi. Hal ini disebabkan inflasi tidak bisa dilepaskan dari masalah perekonomian. Dengan mengetahui secara benar tentang masalah inflasi tentu saja kita berharap dapat mengatasi atau bahkan mencegahnya. Kita tidak bisa memungkiri akan besarnya kemungkinan dinegara kita akan menghadapi masalah inflasi. Sebagai seorang mahasisiwa sudah sepatutnya kita membantu permasalahan ekonomi yang ada di Negara kita khususnya masalah inflasi. Oleh karena itu kami sengaja membuat makalah ini karena masalah ini karena masalah inflasi saat ini bukanlah masalah yang remeh terutama di masa-masa krisis global seperti yang kita alami sekarang.
BAB II
      Pembahasan
A.Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi tingkat harga. Artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadang kita dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Dalam membicarakan mengenai masalah inflasi perlu kita membedakan diantara inflasi merayap(creeping inflation),inflasi sederhana(moderate inflation),dan inflasi hyper(hyper inflation). Tidak terdapat suatu ukuran tertentu yang dapat digunakan untuk membedakan ketiga jenis inflasi tersebut, tetapi secara kasar dapatlah dikatakan bahwa inflasi merayap adalah inflasi yang tingkatnya tidak melebihi 2-3% setahun. Inflasi sederhana adalah inflasi yang berada disekitar 5-8% dan inflasi hiper adalah inflasi yang tingkatannya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.

B.Jenis-Jenis Inflasi
Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut :
  •   Inflasi tarikan permintaan
  •   Inflasi tolakan kos.
  • Inflasi diimpor.

a.           Inflasi Trikan Permintaan
Inflasi jenis ini berlaku disebabkan oleh
i.   pertambahan bekalan wang.
ii.  pertambahan perbelanjaan kerajaan.
iii. peningkatan pelaburan.
iv. penurunan kadar cukai. 
Apabila berlakunya perubahan perkara-perkara di atas, maka permintaan agregat akan meningkat. Ini dapat diterangkan melalui gambar rajah di bawah.


Merujuk rajah di atas, keseimbangan tingkat pendapatan negara pada mulanya adalah Y0  dengan tingkat harga P0. apabila AD0 bersilang dengan AS. Pada ketika ini ekonomi belum mencapai tingkat guna tenaga penuh. 
Apabila terdapatnya pertambahan permintaan agregat, maka AD0 akan beralih ke AD1  maka penawaran agregat turut bertambah dari OY0  ke OY1.  Tingkat harga tidak akan naik kerana pertambahan AD dapat dipenuhi dengan pertambahan AS. 
Apabila permintaan agregat terus bertambah ke AD2 maka ekonomi telah hampir capai guna tenaga penuh. Oleh itu pertambahan AD akan diikuti dengan pertambahan AS yang sedikit sahaja iaitu dari OY1 ke OYF.  Akibatnya tingkat harga mula meningkat ke OP1.   
Apabila ekonomi telah capai guna tenaga penuh, pertambahan AD seterusnya tidak akan menambahkan AS. Oleh itu tingkat harga akan terus meningkat dari OP1 ke OP2  dan inflasi tarikan permintaan berlaku. 


b.      Inflasi tolakan kos. 
Inflasi jenis ini berlaku disebabkan oleh
i.   kenaikan untung firma.
ii.  kenaikan upah buruh.
iii. kenaikan kos faktor pengeluaran. 
Apabila berlakunya perkara di atas, maka penawaran agregat akan berkurangan dan tingkat harga akan meningkat. Ini dapat diterangkan melalui gambar rajah di bawah.
Apabila ekonomi telah capai guna tenaga penuh, kenaikan untung firma akan menambahkan desakan kesatuan sekerja untuk menuntut kenaikan upah. Kejayaan kesatuan sekerja menuntut kenaikan upah akan meningkatkan kos pengeluaran.  
Apabila kos pengeluaran meningkat, firma akan mengurangkan penawaran untuk meningkatkan harga. Jika banyak firma mengalami peningkatan dalam kos pengeluaran, AS akan berkurangan dan tingkat harga umum akan naik. 
Berdasarkan rajah, kenaikan kos pengeluaran pada pendapatan negara GTP, akan mengurangkan AS dari AS0  ke AS1  dan meningkatkan tingkat harga dari OP0  ke OP1. Pengurangan AS seterusnya akan menyebabkan tingkat harga umum terus naik. Kesannya, inflasi tolakan kos berlaku. 

c.      Inflasi diimport. 
Inflasi ini berlaku di sebabkan oleh kenaikan harga barang diimport atau kenaikan nilai mata wang asing. 
Apabila sesebuah negara mengimport barang dari luar negara yang telah mengalami kenaikan harga, barang-barang import tersebut akan dijual dengan harga yang lebih tinggi di pasaran tempatan. Apabila banyak barang diimport mengalami kenaikan harga maka inflasi diimport akan berlaku di negara berkenaan. 
Kenaikan nilai mata wang asing juga boleh menyebabkan inflasi diimport. Apabila berlaku kenaikan nilai mata wang asing, maka harga barang di luar negeri akan menjadi lebih mahal. Jika barang ini diimport dan dijual di pasaran tempatan, maka inflasi diimport akan berlaku. 


C.Sumber Inflasi
Terdapat banyak factor yang dapat menimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang diimpor, kenaikan harga bahan bakar, defisi dalam anggran belanja pemerintah, pinjaman system bank yang berlebihan, dan kegiatan infestasi yang sangat pesat perkembangannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi. Walaupun masalah inflasi dapat ditimbulkan oleh berbagai factor, secara analitis cukuplah apabila factor-faktor itu dibedakan dan digolongkan kepada dua factor berikut :
a.    Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam permintaan agregat.
Inflasi karena kenaikan permintaan agregat sering disebut dengan demand-pull inflation (inflasi karena ditarik permintaan). Dalam inflasi jenis tersebut, kenaikan kurve permintaan agregat menarik tingkat harga keatas. Agar demand-pull inflation dapat terus terjadi maka kurve permintaan agregat harus terus bergeser keatas sepanjang kurve penawaran agregat. Kenaikan Amerika selama akhir tahun1960-an adalah karena demand-pull inflation, yaitu pada saat terjadi pertumbuhan belanja federal untuk perang Vietnam dan perluasan sosial yang menaikkan permintaan agregat.
Inflasi tariakan permintaan dapat berlaku pada ketika perekonomian menghadapi masalah penganguran yang tinggi maupun pada ketika kesempatan kerja penuh sudah tercapai. Dikebanyakan negara-negara berkembang inflasi tarikan permintaan selalu berlaku, walaupun dalam perekonomian banyak terdapat pengganguran. Keadaan seperti ini dapat terjadi misalnya sebagai defisit angaran belanja pemerintah yang terlalu besar. Devisit seperti ini dibiayai oleh pencetakan uang baru dan akan meningkatakan permintaan agregat permin taan masyarakat. Sedangkan kapasitas produksi berbagai jenis barang ada kalanya mencapai tingkat yang maksimal dan tidak memungkinkan pertambahan produksi dalam keadaan seperti ini inflasi tarikan permintaan akan berlaku.
Apabila suatu perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Inflasi tarikan permintaan akan berlaku apabila permintaan agregat masih tetap berkembang dengan pesat. Pada kesempatan kerja penuh, perekonomian tidak akan mampu menaikkan produksi. Maka permintaan agregat yang terus bertambah akan menyebabkan kenaikan harga-harga. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan permintaan agregat terus berkembang. Defisit dalam anggaran belanja pemerintah merupakan salah satunya, penyebab yang lain adalah ekspor yang terus pesat berkembang (yang menimbulkan kenaikan pendapatan kepada masyarakat dan terus meningkatkan konsumsi rumah tangga dan perbelanjaan agregat), dan sebagai akibat infestasi perusahaan yang semakin meningkat walaupun kesempatan kerja penuh telah tercapai.
b.    Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam penawaran agregat.
Inflasi dapat muncul karena penurunan penawaran agregat, contohnya kegagalan panen dan penurunan penawaran minyak menurunkan penawaran agregat selama tahun 1974-1975, sehingga tinggkat harga naik. Inflasi yang terjadi karena penurunan penawaran agregat sering disebut dengan cost-pust inflation. Kenaikan biaya produksi mendorong tingkat harga ke atas. Penurunan penawaran agregat biasanya tidak hanya menyebabkan kenaikan tingkat harga, tetapi penurunan tingkat output, yaitu kombinasi yang disebut stagflasi. Agar cost-pust inflation dapat terus terjadi maka kurva penawaran agregat harus terus bergeser kekiri sepanjang kurva penawaran agregat.
Inflasi seperti ini berlaku pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh. Pada tingkat ini industri-industri telah beroprasi pada kapasitas yang maksimal dan penganguran tenaga kerja sangat rendah. Pada tingkat kegiatan ekonomi ini tenaga kerja cenderung untuk menuntut kenaikan gaji dan upah yang menyebabkan peningkatan fdalam biaya produksi. Biaya produksi juga meningkat sebagai akibat kenaikan harga input seperti biaya pengangkutan, kenaikan sewa bangunan dan kenaikan harga bahan mentah. Kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari berbagai faktor ini akan mendorong para pengusaha menaikan harga-harga barang yang diproduksikannya.



D. Efek yang Ditimbulkan dari Inflasi
1.    Efek terhadap pendapatan (equity effect)
Efek tehadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seorang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang memperoleh pendapatan tetap Rp 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi sebesar 10 persen akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut yaitu Rp 50.000,00.
2.    Efek terhadap efisiensi (efficiency effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efesien.
3.    Efek terhadap output (output effect)
Dalam menganalisa kedua efek di atas (equity dan efficiency effect) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
4.    Inflasi dan perkembangan ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan mengalakkan perkembangan ekonomi biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Aturan lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta-harta tetap seperti tanah rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan infestasi yang bersifat seperti ini, infestasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya akan lebih banyak penganguran.


E. Dampak dari Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung pada parah atau tidaknya tingkat inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiper inflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti karyawan swasta serta kaum buruh akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka semakin merosot dan terpuruk dari waktu kewaktu.
Bagi orang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepda kreditur nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya kreditur atau pihak yang meminjamkan akan mengalami kerugian karena nilai uang pengenbalian lebih rendah dibanding pada saat peminjaman.
Bagi produsen inflasi dapat menguntungkaan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi dari kenaikan biaya produksi. Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi dapat merugikan produsen.
Secara umum inflasi dapat mengkibatkan berkurangnya investasi disuatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidak stabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejah traan masyarakat.


F. Cara Mencegah Inflasi
Dengan mengunakan Irving Fisher MV = PT dapat di jelaskan bahwa inflasi timbul karena MV naik lebih cepat dari pada T. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya inflasi maka salah satu variabel (M atau V) harus di kendalikan. Cara mengatur vareabel M,V dan T tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kebijaksanaan moneter, fiskal atau kebijaksanaan yang menyangkut kenaikan produksi.
a.    Kebijaksanaan Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter di capai melalui jumlah uang yang beredar (M). Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposito). Uang giral dapat terjadi melalui dua cara, pertama apabila seseorang memasukkan uang kas ke Bank dalam bentuk giro, instrumen lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasar terbuka (jual/beli surat berharga). Dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah.
b.    Kebijaksanaan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total sehingga inflasi dapat ditekan.
c.    Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negeri cenderung menurunkan harga.
d.    Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji atau upah (dengan demikian gaji/upah secara riil). Kalau indeks harga naik maka upah atau gaji juga dinaikkan.
2.6  Penghitungan Inflasi
Besarnya angka inflasi di Indonesia dihitung berdasarkan prkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang disajikan oleh BPS dalam bentuk release yang mengambarkan besarnya inflasi pada tingkat nasional dan propinsi maupun untuk masing-masing jenis barang dan jasa yang termasuk dalam pola konsumsi masyarakat. IHK adalah angka indeks yang mengukur besarnya perubahan harga yang terjadi pada sekelompok barang dan jasa yang mewakili konsumsi masyarakat rata-rata diperkotaan.
Secara ringkas biasa dihitung berdasarkan dua komponen utama yaitu, (1) pola konsumsi masyarakat yang direfleksikan dalam bentuk diagram timbangan dari berbagai jenis barang dan jasa yang termasuk dalam keranjang belanja (market basket) keluarga dan (2) perkembangan harga dari masing-masing jenis barang dan jasa yang termasuk dalam market basket tersebut. Dengan kata lain, IHK adalah angka indeks harga yang tertinggal dengan timbangan besarnya pengeluaran rata-rata yang dibayar oleh keluarga di wilayah tertentu. Timbangan ini di peroleh pada tahun yang digunakan pada tahun dasar dari angka indeks tersebut. Formula yang digunakan BPS untuk menghitung IHK ialah formula laspeyers:

     I(t) = jumlah ( Pi(t) X Qi((0) )
              jumlah ( Pi(0) X Qi(0) )

 Keterangan :
I(t)    : indeks pada periode (tahun atau bulan) t
Pi(t)    : harga barang/jasa jenis i pada periode t
Pi(0)    : harga barang/jasa jenis i pada periode dasar atau periode (t-1)
Qi(t)    : barang/jasa jenis i (yang dikonsumsi) pada periode t (ada n jenis)
Qi(0)    : barang/jasa jenis i (yang dikonsumsi) pada periode dasar
        : harga relatif pada periode t terhadap periode dasar

Penghitungan IHK juga bisa dihitung dengan cara:
     P = I (t) - I (t-1)  X 100
                 I (t-1)

Dari formula perhitungan IHK ini jelas bahwa yang berpengaruh pada besarnya inflasi ada dua faktor utama: harga relatif pada bulan ke-t dibandingkan bulan ke-(t-1) dan nilai konsumsi barang dan jasa pada bulan (t-1) yang digunakan sebagai timbangan atau bobot untuk menghitung angka indeks pada bulan t. 


DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2003. Ekonomi Makro,Teori dan Kasus, Edisi Kesatu. Yogyakarta: STIE YKPN.
Mceachera, William A. 2000. Ekonomi Makro, Jakarta: Salemba Empat
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tambunan, Tulus, T. H. 1996. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia
http://www.tutor.com.my



Read More